Kisah Nyata: Pesankan Untukku Satu Kamar Di Neraka!

“Ambil handphoneku ini dan hubungilah Allah serta tolong pesankan sebuah kamar di NERAKA JAHANAM untukku,” katanya lagi lantas ketawa terkekeh-kekeh tanpa mengetahui bahwasanya dia sedang mempertikaikan hukum Allah dengan begitu biadab... >> Read More

Masya Allah, Ini 8 Fakta Ilmiah Menakjubkan Dalam Sholat

Melalui berbagai penelitian, percobaan dan kajian, sebuah fakta ilmiah mengungkapkan bahwa seseorang yang tidurnya dalam waktu yang sangat lama akan sangat mudah terserang penyakit jantung... >> Read More

Indahnya Hidup Seorang Muslim

"Allahumma ya...ALLAH, tancapkanlah dihati kami, keluarga kami dan sahabat kami kekuatan dan keindahan iman, hiasilah hidup kami dg kemuliaan akhlak dan selamatkanlah kami dari berbagai fitnah hidup di dunia yang hanya sebentar ini...>> Read More

Menyesal Saat Sakaratul Maut, Karena Tidak Optimal dalam Berbuat Kebaikan

Kisah ini berawal dari kebiasaan unik beliau, yaitu setiap masuk ke masjid sebelum sholat berjamaah dimulai, dia selalu beri’tikaf di pojok bagian depan masjid. Dia selalu mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah senderan atau tidur, namun ... >> Read More

3 Nasehat Seekor Semut Kepada Nabi Sulaiman AS

“Apakah kamu lupa pada hari kiamat nanti kamu akan berdiri di hapanan Pencipta segala kerajaan, yaitu Tuhan langit dan bumi, yang Maha Adil, yang mengambil hak orang yang dizalimi dari orang yang menzaliminya?” lanjutnya... >>Read More

Thursday, June 16, 2016

Orang Orang Yang Dirindukan Surga

Orang Orang Yang Dirindukan Surga
Secara garis besar Al Imam Gozali rahimahullah membagi akhlak manusia menjadi dua golongan besar; 

1. Al -Akhlaqul Mahmuda (Akhlaq Yang Terpuji) 

Seseorang yang kepada Allah SWT ia bertauhid, kemudian dalam pergaulannya kepada sesama manusia mempunyai sifat-sifat yang terpuji seperti; rendah hati, jujur, sabar, ikhlas, dan sifat-sifat terpuji yang lainnya. 

Kemudian sikapnya diluar makhluk manusia ia dapat mengembangkan nilai-nilai ikhsan sesuai dengan tuntunan imannya. Ini seluruhnya dinamakan : Al Akhlaqul mahmuda, yaitu akhlaq yang terpuji. 

2. Al-Akhlaqul Mazmuma (Akhlak Yang Tercela) 

Seseorang yang dalam sikapnya kepada Allah SWT mempunyai sifat-sifat kufur, baik itu dalam bentuk kemunafikan, kemusyrikan, atau hal-hal yang bisa menyebabkan murtad, lalu pergaulannya dengan sesama manusia ia mempunyai sikap yang tidak terpuji seperti; sombong, riya, uzub, dusta, khianat, suka menggunjing dan memfitnah, dan sifat-sifat jelek yang lainnya. 

Sedangkan sikapnya kepada makhluk diluar manusia, ia senantiasa menimbulkan keributan, kerusuhan, keonaran dan lain sebagainya, itu seluruhnya dinamakan dengan Al-Akhlaqul Mazmuma atau akhlak yang tercela. 

Untuk memperoleh akhlaq yang baik, yang dalam bahasa agamanya dinamakan Al-Akhlaqul Qarimah, ia akan merubah perangainya dari sifat-sifat yang tercela menjadi sifat yang terpuji, bila sombongnya hilang, maka akan berganti dengan tawadhu atau rendah hati, bila dustanya hilang, maka akan berganti dengan sifat jujur, bila khianatnya hilang, maka akan berganti dengan amanah. 

Oleh karena itu, salah satu yang menyebabkan manusia bisa turun nilai kemanusiaannya, apabila dia telah mempergunakan lidahnya untuk sesuatu yang lazimnya dinamakan dengan dusta, dan sungguh berat sekali untuk menjaga lidah ini dari perbuatan dusta, sehingga dalam sebuah hadits, baginda Rasulullah SAW bersabda:


 الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَا لِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ .رواه أبوداود والترمذي عن ابن عباس 

 “Surga rindu, surga kangen kepada 4 golongan manusia yang seperti ini”. Ini memang model, dan ini sungguh aneh. Biasanya manusia yang kepingin benar masuk surga, ini malah surganya yang rindu, yang kangen kepingin dimasukin oleh 4 macam manusia, siapa saja 4 macam manusia yang dirindukan oleh surga itu? 

1. تَا لِى الْقُرْانِ 
Taliyil Qur’an, orang yang gemar, orang yang rajin, orang yang hobby membaca Al Qur’an. Orang yang gemar membaca Al Qur’an dirindukan oleh surga, apa hanya sekedar membaca Al Qur’an saja? Ya...!” membaca Al Qur’an itu kan beribadah, sebab dari membaca Al Qur’an itu, orang akan mengerti isinya, kemudian setelah mengerti akan memahami, dan setelah memahami, orang akan terdorong, akan tergerak hatinya untuk kemudian mengamalkannya. 

2. وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ 
Wa mut’imil zian, orang yang memberi makan orang yang kelaparan, bahkan rosulullah SAW sangat menganjurkan, siapa yang ingin berkumpul denganku di akhirat nanti, bersahabatlah dengan orang-orang miskin, dengan anak yatim piatu, dengan janda-janda tua miskin, orangtua jompo yang memerlukan uluran tangan, mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan, bila kita diberikan kelebihan rezeki oleh Allah, maka bersahabatlah dengan orang-orang yang tidak mampu. 

Demikian besar perhatian orang-orang Islam terhadap kepekaan sosial, terhadap kesetia kawanan sosial ini, sehingga didalam Al Qur’an (Al Maa’uun :1 - 3) dijelaskan oleh Allah SWT; 


Tahukah kamu...? kata Allah, siapa orang-orang yang mendustakan agama itu? Beragama, tapi dianggap mendustakan agama, maka kalau sudah mendustakan agama, artinya; imannya dusta, dia sholat tapi sholatnya dusta, dia puasa tapi puasanya dusta, siapakah mereka itu? 

"Aroaital ladzi yukazibubiddin, fadzalikal ladzii yadu'ul yatiim, wala yahuddu ala toamil miskin" 

Mereka adalah orang-orang yang menghardik, meninggalkan, menyia-nyiakan anak-anak yatim,  dan tidak memerintahkan, tidak menganjurkan untuk memberi makan kepada orang-orang miskin. 

Maka mungkin, kita yang rajin beribadah, kita yang rajin sholat, kita yang rajin puasa bisa saja terhalang, bisa saja terganggu masuk surga, karena disebelah rumah kita, disebelah kampung kita tempat mencari nafkah ini, masih ada anak yatim piatu, masih banyak orang yang tidak mampu, bukan saja mereka itu miskin harta, akan tetapi mereka itu miskin akidah. 

Sehingga ada sebagian dari mereka rela menjual akidahnya, menjual imannya, berpindah agamanya demi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, disana mereka merintih kelapaan, menggigil kedinginan, padahal kita tahu, padahal kita mampu, akan tetapi kita diam saja, tidak mau mengulurkan tangan memberikan pertolongan, tidak mau menyantuni mereka, itulah mungkin yang akan menghalangi kita untuk sampai ke surga. 

Oleh karenanya, salah satu jenis manusia yang dirindukan oleh surga kata Rasul, wamutimil zian, yaitu orang yang memberi makan orang yang kelaparan.

3. وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ 
Washoimina fii Syahri ramadhon, yaitu orang yang melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Sebulan penuh kita menempa diri dengan puasa Ramadhan. Kita latihan sabar, latihan jujur, disiplin, hidup sederhana, serta latihan mengendalikan hawa nafsu. 

Adapun berhasil tidaknya latihan itu, akan terlihat nanti dalam sikap hidup kita sesudah keluar dari bulan Ramadhan. Kalau tidak, dibulan Ramadhan kita rajin ke masjid, selesai Ramadhan selesai pula ke masjidnya, kalau di bulan Ramdahan kita sabar, habis Ramadhan habis pula sabarnya, kalau di bulan Ramadhan kita rajin membaca Al Qur’an, usai Ramadhan usai pula tekunnya. 

Itulah salah satu pertanda bahwa latihan kita itu belum berhasil. Nah...! Salah satu wujud dari keberhasilan kita latihan di bulan Ramadhan itu, akan memancar kecintaan kita terhadap fakir miskin, yang kemudian ditindak lanjuti dengan membayar zakat fitrah. 

Saat itulah kita akan sadar; ‘Ya ALLAH..., sudah ku rasakan bagaimana tidak enaknya lapar dan dahaga, sudah aku alami bagaiamana pedihnya penderitaan orang-orang fakir miskin, yang tiap hari bertemankan lapar dan dahaga. Maka sebagai kecintaanku kepada mereka ya Allah..., Aku keluarkan zakat fitrah untuk mereka. 

4. وَحَافِظِ اللِّسَانِ 
Wahafidzil lisan, salah satu manusia yang dirindukan oleh surga adalah orang yanhg pandai menjaga lisannya, artinya dia bisa atau pandai menempatkan diri kapan waktunya untuk bicara dan kapan waktunya untuk diam. 

Akan tetapi kalau menghadapi kebatilan, ada maksiat, ada kemunkaran, ada kedzoliman sementara kita diam saja, kata nabi sama saja dengan syetan gagu, sehingga kata Nabi; “Kulil haqqo walau kana murron”. “Sampaikanlah kebenaran itu walau terasa pahit”. 

Mengucapkan kebenaran itu memang besar resikonya, mencegah kemunkaran itu memang banyak akibatnya, akan tetapi itu harus kita lakukan setidak-tidaknya untuk mencegah kemunkaran. Rasulullah SAW dalam salah satu hadits yang lain bersabda: 
“Iyakum wal kadziba fainal kadziba yahdi illal fuzuri wal fuzuru ilannar”

“Hati-hatilah kamu dari sifat dusta, sebab sesungguhnya dusta itu membawa kepada perbuatan durjana, dan dari perbuatan durjana itu menggiring orang kedalam neraka” 

Mula-mula memang dari ucapan, kemudian melangkah kepada perbuatan, dan dari perbuatan itulah yang akan jadi peniaian Allah SWT, jikalau perbuatan kita itu baik, maka akan melangkah kedalam surga, akan tetapi jikalau tidak baik, maka perbuatan kita jugalah yang akan menjerumuskan kita kedalam neraka. 

Oleh karena itu, berlindung kita kepada Allah jangan sampai kita diberikan lidah yang gemar berdusta, gemar bergunjing, suka memfitnah, dan mudah-mudahan kita semua termasuk kedalam golongan hamba-hamba Allah yang dirindukan surga.

***

Sunday, May 29, 2016

Maafkan Ayah Nak!

Maafkan Ayah Nak!
Suatu hari saya bersenggolan dengan seseorang yang tidak saya kenal. “Oh, maafkan saya,” reaksi spontan saya. Ia juga berkata: “Maafkan saya juga.” Orang itu dan saya berlaku sangat sopan. Kami pun berpisah dan mengucapkan salam.

Namun cerita jadi lain, begitu sampai di rumah. Pada hari itu juga, saat saya sedang menelphone salah satu kolega terbaik saya, dengan bahasa sangat lembut dan santun untuk meraih simpati kolega saya itu, tiba-tiba anak lelaki saya berdiri diam-diam di belakang saya. 

Saat saya berbalik, hampir saja membuatnya jatuh."Minggir!!! Main sana, ganggu saja!!!" teriak saya dengan marah. Ia pun pergi dengan hati hancur dan merajuk.

Saat saya berbaring di tempat tidur malam itu, dengan halus, Tuhan berbisik, "Akan kusuruh malaikat mencabut nyawamu dan mengambil hidupmu sekarang, namun sebelumnya, aku akan izinkan kau melihat lorong waktu sesudah kematianmu. 

Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan. Tetapi dengan anak yang engkau kasihi, engkau perlakukan dengan sewenang-wenang, akan kuberi lihat setelah kematianmu hari ini, bagaimana keadaan atasanmu, kolegamu, sahabat dunia mayamu, serta keadaan keluargamu"

Lalu aku pun melihat, hari itu saat jenazahku masih diletakkan di ruang keluarga, hanya satu orang sahabat dunia mayaku yang datang, selebihnya hanya mendoakan lewat grup, bahkan juga ada yang itdak komentar apapun atas kepergianku, dan ada yang hanya menulis 3 huruf singkat, 'RIP'.

Lalu teman-temanku sekantor, hampir semua datang, sekejap melihat jenazahku, lalu mereka asyik foto-foto dan mengobrol, bahkan ada yang asyik membicarakan aibku sambil tersenyum-senyum. 

Bos yang aku hormati, hanya datang sebentar, melihat jenazahku dalam hitungan menit langsung pulang. Dan kolegaku, tidak ada satupun dari mereka yang aku lihat.

Lalu kulihat anak-anakku menangis dipangkuan istriku, yang kecil berusaha menggapai-gapai jenazahku meminta aku bangun, namun istriku menghalaunya. istriku pingsan berkali-kali, aku tidak pernah melihat dia sekacau itu. 

Lalu aku teringat betapa sering aku acuhkan panggilannya yang mengajakku mengobrol, aku selalu sibuk dengan hpku, dengan kolega-kolega dan teman-teman dunia mayaku, lalu aku lihat anak-anakku... 

Sering kuhardik dan kubentak mereka saat aku sedang asyik dengan ponselku, saat mereka ribut meminta ku temani. "Oh, Ya Allah.. Maafkan aku.

Lalu aku melihat tujuh hari sejak kematianku, teman-teman sudah melupakanku, sampai detik ini aku tidak mendengar aku mendapatkan doa mereka untukku, perusahaan telah menggantiku dengan karyawan lain, teman-teman dunia maya masih sibuk dengan lelucon-lelucon digrup, tanpa ada yang membahasku ataupun bersedih terhadap ketiadaanku di grup mereka.

Namun, aku melihat istriku masih pucat dan menangis, airmatanya selalu menetes saat anak-anakku bertanya dimana papah mereka? Aku melihat dia begitu lunglai dan pucat, kemana gairahmu istriku? "Oh, Ya Allah Maafkan aku...!"

Hari Ke 40 Sejak Aku Tiada.

Teman FB ku lenyap secara drastis, semua memutuskan pertemanan denganku, seolah tidak ingin lagi melihat kenanganku semasa hidup, bosku, teman-teman kerja, tidak ada satupun yang mengunjungiku ke kuburan ataupun sekedar mengirimkan doa.

Lalu kulihat keluargaku, istriku sudah bisa tersenyum, tapi tatapannya masih kosong, anak-anak masih ribut menanyakan kapan papahnya pulang, yang paling kecil yang paling kusayang, masih selalu menungguku di jendela, menantikan aku datang.

Lalu 15 Tahun Berlalu.

Kulihat istriku menyiapkan makanan untuk anak-anakku, sudah mulai keliatan guratan tua dan lelah diwajahnya, dia tidak pernah lupa mengingatkan anak-anak bahwa ini hari Jum'at, jangan lupa kekuburan papah, jangan lupa berdoa setiap sholat, lalu aku membaca tulisan disecarik kertas milik putriku malam itu, dia menulis... 

"Seandainya saja aku punya papah, pasti tidak akan ada laki-laki yang berani tidak sopan denganku, tidak akan aku lihat mamah sakit-sakitan mencari nafkah seorang diri buat kami, oh Ya Allah... 

Kenapa Kau ambil papahku, aku butuh papahku Ya Allah.." kertas itu basah, pasti karena airmatanya...

"Ya, Allah maafkanlah aku...

Sampai bertahun-tahun anak-anak dan istriku pun masih terus mendoakanku setelah sholat, agar aku selalu berbahagia diakherat sana.

Lalu seketika,, aku terbangun.. Dan terjatuh dari dipan.. Oh Ya Allah Alhamdulillah.. Ternyata aku cuma bermimpi..

Pelan-pelan aku pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, masih aku lihat airmata disudut matanya, kasihan sekali, terlalu kencang aku menghardik mereka...

“Anakku, papah sangat menyesal karena telah berlaku kasar padamu.“Si kecilku pun terbangun dan berkata, “Oh papah, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu.”

“Anakku, aku mencintaimu juga. Aku benar-benar mencintaimu, maafkan aku anakku” Dan kupeluk anakku. Kuciumi pipi dan keningnya.

Lalu kulihat istriku tertidur, istriku yang sapaannya sering kuacuhkan, ajakannya bicara sering kali aku sengaja berpura-pura tidak mendengarnya, bahkan pesan-pesan darinya sering aku anggap tak bermakna, maafkan aku istriku, maafkan aku...

Air Mataku Tak Bisa Ku Bendung Lagi.

Apakah kita menyadari bahwa jika kita mati besok pagi, perusahaan di mana kita bekerja, dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? 

Teman-teman akan melupakan kita sebagai cerita yang sudah berakhir, beberapa masih menceritakan aib-aib yang tidak sengaja kita lakukan. 

Teman-teman dunia maya pun tak pernah membahas lagi seolah-olah aku tidak pernah mengisi hari-hari mereka sebagai badut di grup.

Lalu aku rebahkan diri disamping istriku, ponselku masih terus bergetar, berpuluh-puluh notifikasi masuk menyapaku, menggelitik untuk aku buka, tapi tidak...tidak...

Aku matikan ponselku dan aku pejamkan mata, maaf... Bukan perusahaan, bukan teman-teman, bukan ponsel yang akan membawaku ke surga, bukan kalian yang akan menolongku dari api neraka, tapi ini dia... KELUARGAKU...Yah...!! keluarga yang jika kita tinggalkan akan merasakan kehilangan sekali.

Semoga membuat kita semakin bijaksana...Aamiin...

***

Wednesday, May 25, 2016

Apakah Menyentuh Istri Membatalkan Wudhu?

Apakah Menyentuh Istri Membatalkan Wudhu?
Pertanyaan: 

"Bagaimana hukum bersentuhan dengan istri setelah berwudhu. Apakah membatalkan wudhu?"

Jawaban

Para ulama fikih berselisih pendapat tentang masalah ini, ada berbagai pendapat yang cukup banyak. (Lihat al-Majmu’ 2:34 Imam Nawawi). Di sini kami akan sebutkan tiga pendapat saja:

Pendapat Pertama:

Menyentuh wanita MEMBATALKAN WUDHU secara mutlak baik dengan syahwat atau tidak, tetapi kalau ada pembatasnya seperti kain, maka tidak membatalkan wudhu. Pendapat ini populer dalam madzhab Syafi’i.

Pendapat berlandaskan dengan berbagai argumen, yang paling masyhur dan kuat adalah firman Allah dalam Al Qur'an, 

"...atau kamu telah menyentuh perempuan...". (Qs. An-Nisa’[4]: 43)

Mereka mengartikan kata LAMASTUM  dalam ayat tersebut dengan kata menyentuh. (Lihat al-Umm 1:30 oleh Imam Syafi'i dan al-Majmu 2:35 oleh Imam Nawawi).

Pendapat Kedua:

Menyentuh wanita TIDAK MEMBATALKAN WUDHU secara mutlak baik dengan syahwat maupun tidak berdasarkan beberapa dalil berikut:

Dalil Pertama:

Ketika seseorang berwudhu, maka hukum wudhunya itu hukum asalnya suci dan tidak batal sehingga ada dalil yang mengeluarkan dari hukum asalnya.

Dalam hal ini, pembatal itu tidak ada, padahal kita ketahui bersama bahwa menyentuh isteri adalah suatu hal yang amat sering terjadi. 

Seandainya itu membatalkan wudhu, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menjelaskan kepada umatnya dan masyhur di kalangan sahabat, tetapi tidak ada seorang pun dari kalangan sahabat yang berwudhu hanya karena sekedar menyentuh istrinya. (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah 21:235).

Dalil Kedua:

Dari Aisyah ra, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencium sebagian istrinya kemudian keluar menuju shalat dan tidak berwudhu lagi.

Saya (Urwah) berkata: Tidaklah dia kecuali Anda kan? Lalu Aisyah tertawa. (Shahih. Riwayat Tirmidzi: 86, Abu Dawud: 178, Nasa’i: 170, Ibnu Majah: 502 dan dishahihkan al-Albani dalam al-Misykah: 323).

Lihat pembelaan hadis ini secara luas dalam at-Tamhid 8:504 Ibnu Abdil Barr dan Syarh Tirmidzi 1:135-138 Syaikh Ahmad Syakir.

Hadis ini menunjukkan bahwa menyentuh istri tidaklah membatalkan wudhu sekalipun dengan syahwat. Demikian ditegaskan oleh Syaikh al-Allamah as-Sindi dalam Hasyiyah Sunan Nasa’i 1:104.

Dalil Ketiga:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: "Saya pernah tidur di depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kedua kakiku berada di arah kiblatnya".

"Apabila beliau sujud, maka beliau menyentuhku lalu saya pun mengangkat kedua kakiku, dan bila beliau berdiri, maka aku membentangkan kedua kakiku seperti semula".
(Aisyah) berkata: “Rumah-rumah saat itu masih belum punya lampu”. (HR. Bukhari: 382 dan Muslim: 512).

Hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh istri tidaklah membatalkan wudhu. Adapun takwil al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 1:638 bahwa kejadian di atas bisa jadi karena ada pembatasnya (kain) atau kekhususan bagi Nabi, maka takwil ini sangat jauh sekali dari kebenaran, menyelesihi dhahir hadis dan takalluf (menyusahkan diri). 

(Periksa Nailul Authar asy-Syaukani 1:187, Subulus Salam as-Shan’ani 1:136, Tuhfatul Ahwadzi al-Mubarakfuri 1:239, Syarh Tirmidzi Ahmad Syakir 1:142).

Dalil Keempat:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Pada suatu malam saya pernah kehilangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari tempat tidur maka saya mencarinya lalu tanganku mengenai pada kedua punggung kakinya yang tegak, beliau shalat di masjid seraya berdoa: “Ya Allah saya berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu…”. (HR. Muslim: 486).

Hadis ini menunjukkan bahwa istri menyentuh suami tidaklah membatalkan wudhu. Adapun penjelasan Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim 4:152 bahwa kejadian tersebut bisa jadi karena ada pembatas kainnya, maka menyelisihi dhahir hadis. (Lihat at-Tamhid 8:501 Ibnu Abdil Barr dan Tafsir al-Qurthubi 5:146).

Dalil Kelima:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat sedangkan saya tidur terbentang di depannya layaknya jenazah sehingga apabila beliau ingin melakukan witir, maka beliau menyentuhku dengan kakinya”.

(HR. Nasai 1/102/167. Imam Za’ilai berkata: “Sanadnya shahih menurut syarat shahih dan dishahihkan Imam Nawawi dalam al-Majmu’ 2:35).

Hadis ini menunjukkan bahwa menyentuh wanita tidaklah membatalkan wudhu dengan kaki atau anggota badan lainnya. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam at-Talkhis hal. 48:

“Sanadnya shahih, hadis ini dijadikan dalil bahwa makna “Laamastum” dalam ayat adalah jima’ (berhubungan) karena Nabi menyentuh Aisyah dalam shalat lalu beliau tetap melanjutkan (tanpa wudhu lagi -pent)”.

Pendapat Ketiga:


Rincian:

Batal wudhunya apabila menyentuh wanita dengan syahwat, dan tidak batal apabila tidak dengan syahwat. 

Dalil mereka sama seperti pendapat kedua, tetapi mereka membedakan demikian dengan alasan; 

“Memang asal menyentuh tidak membatalkan wudhu, tetapi menyentuh dengan syahwat menyebabkan keluarnya air madhi dan mani, maka hukumnya membatalkan” (Lihat al-Mughni 1:260 Ibnu Qudamah).

Pendapat yang rajih (kuat) adalah pendapat kedua yaitu:

Menyentuh wanita tidak membatalkan wudhu baik dengan syahwat ataupun tidak, kecuali apabila mengeluarkan air mani dan madhi maka batal wudhunya atau minimal adalah pendapat ketiga.

Adapun pendapat pertama, maka sangat lemah sekali karena maksud ayat tersebut adalah jima’ (hubungan suami istri) berdasarkan argumen sebagai berikut:

Salah satu makna kata LAMASTUM dalam bahasa Arab adalah jima’ (al-Qamus al-Mukhith al-Fairuz Abadi 2:259).

Para pakar ahli tafsir telah menafsirkan ayat tersebut dengan jima’ diantaranya adalah sahabat mulia, penafsir ulung yang dido’akan Nabi, Abdullah bin Abbas, demikian pula Ali bin Abi Thalib, Ubai bin Ka’ab, Mujahid, Thawus, Hasan Al-Bashri, Ubaid bin Umair, Said bin Jubair, Sya’bi, Qotadah, Muqatil bi Hayyan dan lainnya. 

(Lihat Tafsir Ibnu Katsir 1/550). Pendapat ini juga dikuatkan Syaikh ahli tafsir, Ibnu Jarir dalam Tafsirnya 5/102-103 dan Imam Ibnu Rusyd dalam Bidayatul Mujtahid.

Mengkompromikan antara ayat tersebut dengan hadis-hadis shahih di atas yang menegaskan bahwa Rasulullah n menyentuh bahkan mencium istrinya (Aisyah) dan beliau tidak berwudhu lagi.

Imam Ibnu Abdil Barr dalam at-Tamhid 8:506 dan Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam at-Talkhis menukil dari Imam Syafi’i bahwa beliau berkata: “Seandainya hadis Aisyah tentang mencium itu shahih, maka madzhab kita adalah hadis Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam”. 

Perkataan serupa juga dikatakan oleh Imam Al-Baihaqi, pejuang madzbab Syafi’i. Hal ini menunjukkan bahwa kedua imam tersebut tidak menetapkan bahwa maksud LAMASTUM dalam ayat tersebut bermakna “Menyentuh” karena keduanya menegaskan seandanya hadis Aisyah shahih, maka beliau berdua berpendapat mengikuti hadis. 

Seandainya kedua imam tersebut berpendapat seperti hadis, maka mau gak mau harus menafsirkan ayat tersebut bermakna “jima” sebagaimana penafsiran yang shahih. (Syarh Tirmidzi 1/141 oleh Syaikh Ahmad Syakir).

Demikianlah jawaban yang kami yakini berdasarkan dalil-dalil yang shahih, bukan fanatik madzhab dan mengikuti apa kata banyak orang. Semoga Allah menambahkan ilmu dan memberikan keteguhan kepada kita. Wallahu A’lam.


***

Sunday, May 22, 2016

Tips Membuka Pintu Rezeki: Dengan Membaca Istighfar Dan Taubat

Tips Membuka Pintu Rezeki: Dengan Membaca Istighfar Dan Taubat
Di dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman: “Maka aku katakan kepada mereka, ” Mohonlah ampun kepada Rabb mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak anakmu, serta mengadakan untukmu kebun kebun dan mengadakan ( pula didalamnya) untukmu sungai sungai". (Qs. Nuh [71]: 10 -12)

Diantara pembuka pintu rezeki kita semua adalah memperbanyak istighfar serta melaksanakan taubat kepada Allah. Bisa dibilang, istighfar adalah mengharap dan memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan kesalahan yang telah kita lakukan. 

Ternyata kesalahan atau dosa yang telah kita lakukan itu memang menjadi semacam penyumbat pintu rezeki yang akan mengalir kepada kita. 

Ibarat air, saluran-saluran air akan membuat air mengalir kepada tempat yang seharusnya, akan tetapi ketika dalam saluran itu ada yang menghambat, maka air akan mengalir secara tidak optimal atau bahkan tidak mengalir sama sekali.

Nah!, kesalahan-kesalahan kita, itu bisa menjadi sumber seretnya rezeki kita. Kadang kita bingung, sudah melakukan banyak hal untuk menjemput rezeki, akan tetapi rezeki yang kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. 

Kita menjadi bingung, ikhtiar duniawi sudah kita lakukan secara maksimal, akan tetapi tetap saja rezeki sulit untuk didapatkan. Maka ada yang salah, bisa jadi sumber masalahnya adalah…. ada dosa yang pernah kita lakukan dan itu belum kita perbaiki.

Istighfar 100 Kali setiap Hari

Istighfar, sederhana bukan? ini termasuk dzikir yang biasa Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam lantunkan, bahkan dalam beberapa riwayat Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam seringkali mengucapkan istighfar ini minimal 100 kali setiap harinya. 

Itu Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam yang sangat menjaga sekali tingkah dan perilakunya, maka bagi kita semua sebagai orang biasa, orang yang tidak luput dari perperbuatan khilaf dan salah, mestinya lebih antusias untuk membaca dan mengulang-ngulang istighfar dalam setiap hari dan aktivitas kita.

Tidak Mengulangi Kesalahan Yang Sama

Ada baiknya, istighfar itu bukan hanya kita ucapkan, bukan hanya kita lantunkan, akan tetapi kita serapi, kita hayati dalam perilaku kita. Ini memang sulit karena tidak hanya sekedar mengucapkan istighfar semata, akan tetapi hingga berusaha untuk tidak pernah melakukan kembali dosa yang pernah kita lakukan.

Begitu banyak orang yang pernah melakukan kesalahan, lalu ketika dia sudah melakukan taubat, meminta ampun kepada Allah, maka setelah itu dia melakukan kesalahannya lagi, dia mengulanginya lagi. 

Alangkah baiknya jika tidak seperti ini. Kita mengakui apa yang telah kita perbuat, lalu kita hindari sejauh jauhnya, kita tak pernah ulangi lagi sampai kita mati.

Membuka Pintu Rezeki

Memperbanyak istighfar atau mengakui kesalahan serta meminta ampun kepada Allah SWT, pada dasarnya akan membuka pintu rezeki kita. Sikap takut kita kepada Allah SWT, adalah salah satu sikap yang paling Allah sukai. 

Allah SWT mencintai hamba-Nya yang memiliki rasa takut yang sangat kepada-Nya. Allah SWT suka mencintai hamba-Nya yang begitu khawatir akan kuasa-Nya. 

Begitu pula Allah SWT sangat benci terhadap hamba-Nya yang sangat angkuh, melakukan dosa tapi tidak takut sama Allah SWT. Maka pilihannya hanya ada dua, Allah hambat rezekinya, Allah persulit rezekinya, dan Allah buat susah dirinya… itu yang pertama. 

Yang kedua, Allah perbanyak rezekinya, Allah jadikan dirinya begitu menikmati hidupnya di dunia, Allah manjakan dirinya, Allah beri segala kenikmatan dunia, sehingga ketika tiba waktunya, Allah berikan padanya hukuman, hukuman yang langsung membuat dirinya jatuh dan tersiksa. Sehingga orang ini mendapatkan kesengsaraan di dunia dan di akhirat kelak.

Siapa yang Maha Kaya? Allah… Siapa yang harta dan kekayaan kepadamu? Allah…. Maka selalu baiklah kepada Allah, selalu takutlah kepada Allah, selalu khawatirlah ketika kita berbuat salah, jangan sampai kita membuat Allah marah akan perilaku kita.

Logika Sederhana

Seorang tuannya, akan sangat senang terhadap bawahannya yang takut kepadanya, kepada bawahannya yang setia. Maka kepada bawahannya yang setia dia akan memberikan apa yang dia minta, karena sang tuan mencintai dan menyayanginya…. 

Allah SWT, lebih daripada itu, Allah sangat mencintai hamba-Nya, bahkan ketika Allah mencintai hamba-Nya, Allah permudah segala urusannya, Allah cukupkan segala kebutuhannya.

Takutlah kepada Allah, karena dosa kita ini…. sungguh dosa kita ini bisa menjadi salah satu penghambat datangnya rezeki kepada kita.

Semoga bermanfaat.

***

Kisah 3 Orang Tukang Bangunan

Kisah 3 Orang Tukang Bangunan
Di sebuah desa kecil ada seorang anak yang sedang berjalan melintasi lokasi yang akan dibangun sebuah sekolah. Anak itu melihat ada 3 orang yang sedang bekerja disana.

"Pak, sedang mengerjakan apa?" tanya anak itu kepada tukang pertama.

"Kamu bisa lihat sendiri, saya ini seorang tukang, saya sedang mengerjakan pekerjaan saya sebagai tukang bangunan" jawabnya.

Lalu anak itu menanyakan pertanyaan yang sama kepada tukang kedua "Pak, sedang mengerjakan apa?"

"Saya sedang membantu sekolahan ini membuat gedung sekolah." jawab tukang kedua.

Lalu anak itu juga menanyakan pertanyaan yang sama kepada tukang ketiga "Pak, sedang mengerjakan apa?"

Tukang ketiga menjawab, "Saya sedang membangun mimpi anak-anak di desa ini supaya mereka berani bermimpi lebih tinggi dan meraih cita-citanya, sehingga mereka membawa manfaat di masyarakat."

---------------

Kawan, itulah visi.. kita mungkin melakukan hal yang sama persis dengan rekan kerja kita, kita mungkin melakukan bisnis yang sama dengan rekan maupun pesaing-pesaing kita. Tapi milikilah visi yang jauh didepan sana dan mampu menggetarkan jiwa bagi siapa saja yang mendengarnya.

Tanyakan kepada diri kita sendiri, apakah pekerjaan yang kita lakukan saat ini hanya untuk mengisi perut bulan depan?

Terlebih ibadah kita, apakah hanya untuk menggugurkan kewajiban? ataukah kita memiliki visi yang jauh untuk di akhirat nanti?

--------------

Silahkan Share bila dirasa bermanfaat 😊

Sumber: Ridha Allah

***

Ciri-Ciri Penghuni Surga

Ciri-Ciri Penghuni Surga
Setiap manusia pasti mengidam-idamkan tempat yang istimewa. Dan Allah SWT telah menyediakan tempat tersebut. Hanya orang-orang tertentu yang bisa merasakannya. Di manakah itu?

Penghuni surga akan selalu terlihat muda, mereka tidak akan pernah tua. Wajahnya begitu rupawan dan sedap dipandang mata. Mereka memiliki tubuh yang ideal.

Tiada lain tempat yang paling kekal sepanjang masa ialah surga. Ya, surga merupakan tempat yang paling istimewa. Di dalamnya terdapat berjuta-juta kenikmatan yang tidak bisa kita temukan di dunia ini. Keindahan dunia tidak ada apa-apanya jika kita bandingkan dengan surga.

Tahukah Anda, bahwa penduduk surga sangat jauh berbeda. Mereka memiliki ciri khusus. Salah satunya mengenai fisik yang mereka miliki. Seperti apa fisik penghuni surga itu?

Rasulullah ﷺ menyebutkan tentang ciri-ciri fisik penghuni surga. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah, bahwa tinggi badan penguni surga itu 60 hasta (1 hasta sama dengan ½ meter) dengan lebar 7 hasta. Postur demikian merupakan postur yang paling ideal, menurut Ibnu Qayyim, sehingga mereka tidak nampak kurus, jangkung ataupun gendut.

Dalam riwayat Ibnu Abi Dunya, dari Anas bin Malik RA, beliau menjelaskan bahwa penduduk surga itu tingginya seperti Nabi Adam alaihi salam, mukanya setampan Nabi Yusuf alaihi salam, usianya seperti usia Nabi Isa alaihi salam 33 tahun, lidahnya sefasih Nabi Muhammad ﷺ, belum berjenggot dan berambut pendek.

Penghuni surga itu tidak mengeluarkan kotoran, kencing, tinja, ingus, dahak, maupun darah haid. Mereka berusia muda (33 tahun) dan tidak pernah tua. Laki-lakinya berwajah tampan dan wanitanya berwajah cantik. Mereka senantiasa sehat dan tidak pernah sakit, baik sakit berat atau pun ringan. Keringat mereka berbau wangi.

Dengan penggambaran surga yang teramat indah dan kenikmatan-kenikmatannya yang tiada tara, sehingga serasa menari-nari di pelupuk mata kita, akan menjadikan kita teramat rindu untuk memasukinya. Bukankah begitu? 

Baca juga: 10 Amalan Ringan Pembuka Jalan Menuju Surga

Jika sudah demikian, tentu kita akan lebih semangat untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan yang bisa memasuki diri kita ke dalam surga, insya Allah.

Sumber: Ridha Allah

***

Monday, May 16, 2016

10 Amalan Ringan Pembuka Jalan Menuju Surga

10 Amalan Ringan Pembuka Jalan Menuju Surga
10 Amalan yang ringan sebagai pembuka jalan untuk menuju surga | Allah SWT dan Rasul-Nya banyak menyebutkan pahala surga dan mengancam dengan adzab neraka untuk memotivasi umat-Nya agar banyak beramal shalih dan menjauhi segala larangan-Nya. 

Di samping itu Allah SWT pun telah mengabarkan sifat-sifat surga dan neraka untuk lebih meningkatkan keinginan manusia untuk meraih surga dan menjauhi neraka.

Di antara kenikmatan surga, Allah SWT berfirman dalam sebagian ayat-ayat-Nya,
عَلَى سُرُرٍ مَوْضُونَةٍ – مُتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ – يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ – بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ – لا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلا يُنْزِفُونَ – وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ – وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ – وَحُورٌ عِينٌ – كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ

“Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS al-Waqi’ah: 15-23)

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Surga itu disediakan bagi orang-orang sholih, kenikmatan di dalamnya tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pula pernah terlintas dalam hati." (HR. Bukhari & Muslim)

Maka bacalah jika kalian menghendaki firman Allah Ta’ala (yang artinya): "Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah [32] : 17)

Maka membayangkan seberapa besar kenikmatan surga – dan sesungguhnya lebih indah dari yang bisa kita bayangkan – tentu menjadi motivasi kuat bagi orang yang beriman untuk meraihnya. Dan ini adalah bagian dari keimanan terhadap hari akhir dan iman kepada Allah Ta’ala.

Yusuf bin Abdullah bin Yusuf al-Wabil penulis kitab Asyratus Sa’ah (Tanda-tanda Hari Kiamat) berkata, “Sesungguhnya percaya kepada Allah, hari akhir, pahala serta siksaan memberi arah yang nyata terhadap perilaku manusia untuk berbuat kebaikan. Tidak ada undang-undang ciptaan manusia yang mampu menjadikan perilaku manusia tetap tegak dan lurus seperti beriman kepada hari akhir". 

Oleh karena itu, dalam masalah ini akan ada perbedaan perilaku antara (orang yang tak beriman kepada Allah dan hari akhir) dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir serta dia mengetahui bahwa dunia adalah tempat simpanan akhir sedang amal shalih adalah bekal untuk akhirat, sebagaimana firman Allah,
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“…Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa …” (QS al-Baqarah: 197)

Dan sebagaimana komentar sahabat Umair Ibnu Hamam, “Menuju kepada Allah tak ada bekal lain kecuali takwa, amal akhirat dan sabar karena Allah dalam perjuangan. Dan semua bekal akan habis kecuali takwa, berbuat baik dan mencari petunjuk.”

Nampak perbedaan antara perilaku orang beriman dengan yang tidak beriman kepada Allah, hari akhir, pahala dan siksaan. Maka bagi orang yang percaya hari pembalasan dia akan berbuat dengan melihat kepada timbangan langit, bukan timbangan bumi. Dan dia akan melihat hisab akhirat, bukan hisab dunia. 

Dia akan mempunyai perilaku tersendiri dalam kehidupan. Kita akan melihatnya istiqamah dan dalam berpikir, iman, tabah dalam kesulitan, sabar atas bencana demi mencari pahala, dan dia mengerti bahwa apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik dan lebih kekal.”

Jalan menuju surga memang dipenuhi onak dan duri. Akan tetapi sesungguhnya ada banyak amalan-amalan yang mudah dilakukan namun Allah membalasnya dengan ganjaran yang sangat besar. Berikut ini disajikan beberapa amalan yang insya Allah ringan diamalkan namun bisa membawa pelakunya ke surga.

1. Berdzikir Kepada Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Ada dua kalimat yang ringan bagi lisan, berat dalam mizan (timbangan amal) dan dicintai ar-Rahmaan: ‘Subhanallahu wa bihamdih’ (Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya kami memuji) ‘Subhanallah al-Azhiim’ (Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Agung).” (HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
لَأَنْ أَقُوْلَ: (سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر) أَحَبُّ إِلَيَّ مِمّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ
“Saya membaca: ‘Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar’, sungguh aku lebih cintai daripada dunia dan seisinya.” (HR Muslim no 2695 dan at-Tirmidzi)

Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ عَمَلًا أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ

“Tidaklah seorang manusia mengamalkan satu amalan yang dapat menyelamatkannya dari adzab Allah melainkan dzikir kepada Allah.” (HR ath-Thabrani dengan sanad yang hasan dan al-Allamah Ibnu Baz menjadikannya hujjah dalam kitab Tuhfah al-Akhyaar)

2. Meridhai Allah, Islam dan Rasulullah

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah seorang hamba muslim mengucapkan pada saat dia memasuki waktu pagi dan memasuki waktu petang: ‘radhiitu billahi rabba, wa bil islaami diina wa bi muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam nabiya (aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku)’ sebanyak tiga kali, melainkan merupakan hak bagi Allah untuk meridhainya pada hari kiamat kelak.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh al-Allamah Ibnu Baz dalam kitab Tuhfah al-Akhyaar)

3. Menuntut Ilmu Syar’i

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim no 2699)

4. Menahan Marah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ يَسْتَطِيعُ عَلَى أَنْ يُنَفِّذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ فِي اَيِّ الْحُورِ شَاءَ

“Barangsiapa yang menahan amarahnya padahal dia mampu untuk melampiaskannya, niscaya Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan para makhluk sampai Allah memilihkan untuknya bidadari-bidadari yang dia suka.” (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan disepakati oleh Syaikh al-Albani)

5. Membaca Ayat Kursi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ لَمْ يَمْنَعُهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةَ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ

“Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat, maka tidak ada yang dapat menghalanginya untuk masuk surga kecuali jika dia mati.” (HR an-Nasaa’i dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Maksudnya adalah jika dia mati, dia akan masuk surga dengan rahmat dan karunia Allah ‘Azza wa Jalla.

6. Menyingkirkan Gangguan di Jalan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهاَ مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ

“Sungguh aku telah melihat seorang lelaki mondar-mandir di dalam surga dikarenakan sebuah pohon yang dia tebang dari tengah jalan yang selalu mengganggu manusia” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَي ظَهْرِ طَرِيقٍ فَقَالَ وَاللهِ لأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنْ المُسْلِمِينَ لَا يُؤذِيهِمْ فَأُدْخِلَ الجَنَّةَ

“Ada seorang lelaki berjalan melewati ranting pohon yang ada di tengah jalan, lalu dia berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan singkirkan ranting ini dari kaum muslimin agar tidak menganggu mereka.’ Maka dia pun dimasukkan ke dalam surga.” (HR Muslim)

7. Membela Kehormatan Saudaranya di Saat Ketidakhadirannya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ رَدَّ عَن عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللهُ عَن وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ القِيَامَةِ

“Barangsiapa membela harga diri saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan memalingkan wajahnya dari api neraka.” (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ وَقَاهُ اللهُ شَرَّ مَا بَيْنَ لَحيَيْهِ وَ شَرَّ مَا بَيْنَ رِجْلَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ

“Barangsiapa yang Allah lindungi dari keburukan apa yang ada di antara kedua rahangnya (yaitu mulut) dan keburukan yang ada di antara dua pahanya (yaitu kemaluannya), niscaya dia akan masuk surga.” (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan disepakati oleh Syaikh al-Albani)

8. Menjauhi Debat Kusir Walaupun Benar

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam,
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” 
(HR Abu Dawud dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)

9. Berwudhu’ Lalu Shalat Dua Raka’at

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,”Tidaklah seorang muslim berwudhu’ lalu dia baguskan wudhu’nya, kemudian dia berdiri shalat dua raka’at dengan menghadapkan hatinya dan wajahnya pada kedua raka’at itu, melainkan surga wajib baginya.” (HR Muslim)

10. Pergi Shalat ke Masjid

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan untuk menuju masjid, mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.” 
(HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam juga bersabda, “Barangsiapa yang pergi ke masjid atau pulang dari masjid, niscaya Allah akan persiapkan baginya nuzul di dalam surga setiap kali dia pergi dan pulang.” (HR Bukhari dan Muslim)

Imam an-Nawawi berkata, “Nuzul adalah makanan pokok, rizki dan makanan yang dipersiapkan untuk tamu.”

11. (Bonus tambahan) Shalat Sunnah 2 Raka’at Setelah Wudhu

Amalan inilah yang dirutinkan oleh sahabat Bilal yang telah menjadikannya sebagai penghuni surga dengan kesaksian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.

يَا بِلاََلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الإِسْلاَمِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دُفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلاً أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طُهُوْرًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطَّهُوْرِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّي

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Bilal radhiyallahu anhu setelah shalat fajar, “Wahai Bilal, ceritakanlah kepadaku amalanmu dalam Islam yang paling engkau harapkan. Karena sesungguhnya aku mendengar suara terompahmu di hadapanku dalam surga.” Bilal berkata, ”Tidaklah aku mengamalkan suatu amalan yang lebih aku harapkan melainkan setiap kali aku bersuci pada malam atau siang hari aku selalu mengerjakan shalat yang bisa aku lakukan.” 
(HR Al-Bukhari no 1149 dan Muslim no 2458)

Sumber: Mencari Ridha Allah

***

KISAH NYATA: Mencuri Singkong karena Kelaparan, Hakim pun Menangis Saat Menjatuhkan Vonis Yang Mengejutkan!

KISAH NYATA: Mencuri Singkong karena Kelaparan, Hakim pun Menangis Saat Menjatuhkan Vonis Yang Mengejutkan!
Di ruang sidang Pengadilan, kota Malang, Jawa Timur, hakim Marzuki tercenung menyimak uraian tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap seorang nenek-nenek yang dituduh mencuri singkong oleh pemilik perkebunan PT AKB.

Nenek itu memberikan alasan bahwa, alasan dia mencuri singkong itu lantaran kehidupannya yang miskin, sementara anak lelakinya sedang menderita sakit, serta cucunya dalam keadaan kelaparan.

Namun, manager PT AKB yang memiliki kebun singkong itu tetap pada pendiriannya dan tetap pada tuntutannya, katanya agar tidak menjadi contoh bagi yang lainnya.

Hakim Marzuki menghela nafas dalam-dalam, kemudian dia memutuskan diluar tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU); 

"Maafkan saya nek!", katanya sambil memandang haru nenek itu, "Saya tidak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi nenek harus tetap dihukum. Saya memutuskan nenek kena denda sebesar 1 juta rupiah, dan seandainya nenek tidak mampu membayar denda, maka nenek harus masuk penjara selama 2,5 tahun penjara seperti tuntutan Jaksa Penuntut Umum!".

Demi mendengar keputusan hakim tersebut, nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam, sementara hakim Marzuki langsung mencopot topi toganya, kemudian mengeluarkan dompet dari saku celananya, mengambil uang 1 juta rupiah dan langsung memasukannya kedalam topi toganya serta berkata kepada para pengunjung yang menghadiri persidangan tersebut.

"Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan vonis denda kepada setiap orang yang hadir di ruang sidang ini sebesar 50 ribu rupiah, karena Anda sekalian yang menetap di kota ini, membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri singkong untuk memberi makan kepada cucunya yang kelaparan!"

"Saudara panitera!", Tolong kumpulkan uang dendanya dalam topi toga saya ini kemudian berikan uang hasil yang telah dikumpulkannya kepada terdakwa!".

Sampai palu diketuk dan hakim Marzuki meninggalkan ruang sidang pengadilan, nenek itupun pergi dengan mengantongi uang 3,5 juta rupiah, termasuk uang 50 ribu rupiah yang dibayarkan oleh manager PT AKB yang menuntutnya, dia pun tersipu malu karena telah menuntutnya.

Namun, sungguh sayang kisah yang mengharukan ini luput dari liputan pers, padahal kisah nyata ini sungguh menarik sekiranya ada yang bisa mendapatkan dokumentasi dan bisa di share di media massa untuk dijadikan contoh teladan kepada para aparat penegak hukum di negeri ini, untuk senantiasa bekerja dengan menggunakan hati nurani dan mencontoh seperti yang telah dilakukan oleh hakim Marzuki yang berhati mulia!.  

Sumber: Plus.google.com


  

Saturday, May 14, 2016

KISAH NYATA: Masya Allah Inilah Keajaiban Sedekah! Ketulusan Hati Tukang Becak Ini Berbuah Naik Haji

KISAH NYATA: Masya Allah Inilah Keajaiban Sedekah! Ketulusan Hati Tukang Becak Ini Berbuah Naik Haji
Pak Parman, demikianlah biasa orang memanggilnya. Dia hanyalah seorang tukang becak. Meskipun pekerjaannya hanya sebagai tukang becak, tapi pak Parman memiliki budi pekerti yang sangat mulia.

Kemiskinan dan kekurangan yang menyertai dalam kehidupannya, tidak menutup mata batinnya untuk selalu berbagi kepada orang lain. Namun, karena ia memang tidak memiliki harta, ia tidak bisa menyumbangkan hartanya melainkan "SEDEKAH JASA".

Sedekah jasa itu dilakukan pak Parman dengan cara; setiap hari Jumat ia menggratiskan semua penumpang yang naik becanya. Maka atas kebaikannya itulah keberkahan hidup kemudian menghampirinya.

Pada suatu hari, di hari Jumat pertama di bulan Ramadhan, ada orang yang mobilnya mogok persis tidak jauh dari pangkalan becaknya pak Parman.

Orang tersebut memutuskan untuk naik becak. Dia memanggil tukang becak yang ada di pangkalan tersebut dan pak Parman yang datang.

Maka, dikayuhlah becak itu oleh pak Parman menuju rumah orang itu. Rupanya orang ini orang kaya. Setelah sampai di tempat tujuan, pak Parman dikasih uang 10 ribu rupiah dan tidak usah dikembalikan.

Namun, oleh pak Parman uang itu dikembalikan lagi sembari menjelaskan bahwa dirinya sudah meniatkan dari dulu untuk menggratiskan semua penumpang yang naik becaknya setiap hari Jumat.

Ternyata, kejadian itu sangat membekas di hati orang kaya tersebut. Kemudian dikejarlah pak Parman oleh orang kaya itu dan diberinya uang satu juta rupiah. Orang kaya itu berpikir kalau dikasih uang satu juta rupiah, pasti pak Parman akan menerimanya.

Namun, lagi-lagi pak Parman tetap menolaknya. Dinaikkannya lagi menjadi dua juta rupiah, tapi tetap saja pak Parman menolaknya. Alasan pak Parman tetap sama: Dia tidak mau menerima uang sepeser pun pada hari Jumat untuk jasa ojek becanya. sebab, dia sudah meniatkan dalam hatinya untuk bersedekah.

Subhanallah...

Karena semakin penasaran, maka pada hari Jumat berikutnya, orang kaya tersebut naik becak lagi, pak Parman pun diberikan uang yang lebih besar lagi. Kali ni tidak tanggung-tanggung 10 juta rupiah.

Namun, pak Parman sekali lagi, tetap saja menolak uang pemberian itu, yang bagi dia tentu saja uang itu sangatlah besar. Jumat berikutnya ia kembali lagi naik becak pak Parman. Namun kali ini ia tidak minta diantarkan kerumahnya melainkan minta diantar ke rumah pak Parman.

Sesampainya di rumah pak Parman, betapa terkejutnya orang kaya itu, ternyata rumah yang dituju itu hanyalah sebuah rumah kost yang sangat jelek.

Karena merasa iba melihat kondisi seperti itu, orang kaya itupun merogoh uangnya sejumlah Rp 25 juta dan diberikan kepada pak Parman. Ternyata, dengan halus pak Parman tetap menolaknya. Hal ini benar-benar sangat mengejutkan orang kaya itu.

Akhirnya orang kaya itu menyerah. Dia benar-bernar kalah dengan keteguhan dan ketulusan hati pak Parman. Namun orang kaya itu berjanji dalam hatinya, bahwa suatu saat ia akan memberikan yang terbaik buat tukang becak yang berhati mulia tersebut.

Waktu terus berlalu hingga akhirnya menjelang lebaran Haji (Idul Adha), orang kaya itu kembali datang menemui pak Parman di rumah kostnya.

Setelah mereka bertemu, di depan pak Parman, orang kaya itu kemudian bicara terus terang, "Pak, mohon kali ini niat baik saya diterima. Bapak, istri, serta anak bapak akan saya berangkatkan naik haji ke tanah suci. Sekali lagi pak , mohon agar bapak mau menerima niat baik saya ini?"

Pak Parman menangis di depan istri dan anak semata wayangnya. Pergi ke Mekah saja tidak pernah ia bayangkan. Namun, kini ia dan keluarganya akan di berangkatkan naik haji.

Ini benar-benar hadiah yang sangat luar biasa dari Allah SWT. Tawaran dari orang kaya itu pun akhirnya diterima pak Parman dengan setulus hati. Maka, pak Parman dan keluarganya pun pergi melaksanakan haji.

Ya, seorang tukang beca yang miskin akan tetapi memiliki hati yang sangat mulia akhirnya bisa pergi berhaji. Kebaikannya di balas oleh Allah SWT. Ia memang menolak satu juta, dua juta,10 juta bahkan 25 juta. 

Namun, Allah SWT menggantinya dengan berangkat naik haji ke Baitullah bersama istri dan anak semata wayangnya. MasyaAllah!

***


Friday, May 13, 2016

Kisah Nyata: Siksa Neraka Itu Teramat Pedih

Kisah Nyata: Siksa Neraka Itu Teramat Pedih
Waktu itu masih ingat yaitu tahun 2003, ketika kakek saya dalam keadaan koma atau mati suri dalam beberapa waktu lamanya, setelah beliau sadar, ia bercerita kepada kami; bahwa dia dibawa oleh dua orang malaikat ke dalam surga.

Betapa indahnya surga itu...sangat-sangat  indah sekali tidak bisa dibayangkan dan tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata akan keindahannya itu.

Di dalam surga dia mendengar ucapan salam dari para penduduk surga yang seluruhnya masih muda-muda serta tampan dan cantik jelita. Dengan mengucapkan salam: "Asalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuuh!".

Sungai-sungai yang mengalir dibawahnya, dengan mengenakan pakaian yang serba indah, makanan yang lezat yang tersedia di bukit emas yang menjulang tinggi.

Setelah itu menurut penuturan kakek, ia dibawa pula ke dalam neraka, sesampainya disana ia mencium bau busuk yang amat sangat menyengat sekali baunya, padahal perjalanan ke neraka itu masih sangat jauh namun panasnya luar biasa dan bau busuknya itu yang membuat nafas terasa berhenti.

Sesampainya di pintu gerbang neraka yang penuh dengan duri yang tajam, kakek saya melihat dari dekat bagaimana manusia yang dimasukkan dengan paksa dituang dengan timah yang mendidih ke dalam mulutnya sedangkan kedua tangannya dirantai besi yang sangat besar.

Ada yang dicabik-cabik hewan buas dan berbagai macam siksaan yang sangat menyayat hati dan sangat ngeri sekali.

Disaat ia menyaksikan siksaan demi siksaan itu, datanglah 2 malaikat dan berkata; mereka itu adalah orang yang semasa hidupnya di dunia selalu mengabaikan shalat, tidak mau melaksanakan puasa dan tidak mau membayar zakat, kemudian mereka disiapkan api yang menyala-nyala sedemikian rupa.

Baca juga: Kisah Nyata: Pesankan Untukku Satu Kamar Di Neraka Jahanam

Kakek saya menjadi bingung dan takut, wajahnya menjadi pucat pasi, lidahnya menjadi kelu demi melihat kejadian demi kejadian yang seperti itu, kemudian 2 malaikat itu berkata; taukah kamu wahai Rahel Simbolon; Apa bahan bakar dari pada api ini?

Kakek saya menggelengkan kepalanya tanda dia tidak mengetahui, lalu malaikat itu berkata; bahan bakar api yang bergejoak ini bahan bakarnya adalah manusia yang tidak mau menegenal agama Allah Swt yaitu Islam.

Adapun orang yang tidak mengenal atau tidak beragama dan tidak mempercayai adanya kebesaran Allah SWT (murtad), lari dari ajaran Allah SWT dan orang dari kalangan kamu muslimin yang telah mempersekutukan (syirik) kepada Allah SWT maka mereka akan kekal selama-lamanya didalam neraka.

Setelah itu, entah apa sebabnya kakek saya pun akhirnya tersadar kembali dan siuman dari kematiannya (mati suri). Ia terbaring lemah namun selamat dari kematiannya.

Baru pada tahun 2005 setelah dua tahun kejadian itu, kakek baru menceritakan kisahnya itu kepada kami, saya bertanya kepada kakek; "Apakah yang ompung alami itu berupa mimpi atau nyata?"

Jawaban beliau yang membuat saya merasa kaget. Kakek saya menjawab; "Bukan, bukan mimpi...itu nyata... bahkan pada saat itu kakek mencubit daun telinga kakek sendiri dan menepuk-nepuk wajah kakek".

"Semuanya itu benar-benar nyata, seperti ompung melihatmu hari ini"..."Astaghfirullah hal adzim...!" begitu kata kakek mengisahkan perjalanan spiritualnya.

Pada akhirnya kami sekeluarga memeluk agama Islam, begitu juga banyak dari saudara dan kaum kerabat kami yang menjadi muallaf, namun ada juga sebagian yang menolaknya...belum dapat hidayah dari Allah SWT. Harta yang dulu pernah kakek miliki, semuanya dijual untuk di infaqkan, namun rezeki kami, bukannya berkurang malah bertambah sepertinya tidak pernah ada habis-habisnya.

Tahun 2009 akhirnya kakek kami benar-benar meninggal dunia, semoga ia wafat dalam keadaan khusnul khatimah. Aamiin.... Wallahu a'lam.

....

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com