Pak Parman, demikianlah biasa orang memanggilnya. Dia hanyalah seorang tukang becak. Meskipun pekerjaannya hanya sebagai tukang becak, tapi pak Parman memiliki budi pekerti yang sangat mulia.
Kemiskinan dan kekurangan yang menyertai dalam kehidupannya, tidak menutup mata batinnya untuk selalu berbagi kepada orang lain. Namun, karena ia memang tidak memiliki harta, ia tidak bisa menyumbangkan hartanya melainkan "SEDEKAH JASA".
Sedekah jasa itu dilakukan pak Parman dengan cara; setiap hari Jumat ia menggratiskan semua penumpang yang naik becanya. Maka atas kebaikannya itulah keberkahan hidup kemudian menghampirinya.
Pada suatu hari, di hari Jumat pertama di bulan Ramadhan, ada orang yang mobilnya mogok persis tidak jauh dari pangkalan becaknya pak Parman.
Orang tersebut memutuskan untuk naik becak. Dia memanggil tukang becak yang ada di pangkalan tersebut dan pak Parman yang datang.
Maka, dikayuhlah becak itu oleh pak Parman menuju rumah orang itu. Rupanya orang ini orang kaya. Setelah sampai di tempat tujuan, pak Parman dikasih uang 10 ribu rupiah dan tidak usah dikembalikan.
Namun, oleh pak Parman uang itu dikembalikan lagi sembari menjelaskan bahwa dirinya sudah meniatkan dari dulu untuk menggratiskan semua penumpang yang naik becaknya setiap hari Jumat.
Ternyata, kejadian itu sangat membekas di hati orang kaya tersebut. Kemudian dikejarlah pak Parman oleh orang kaya itu dan diberinya uang satu juta rupiah. Orang kaya itu berpikir kalau dikasih uang satu juta rupiah, pasti pak Parman akan menerimanya.
Namun, lagi-lagi pak Parman tetap menolaknya. Dinaikkannya lagi menjadi dua juta rupiah, tapi tetap saja pak Parman menolaknya. Alasan pak Parman tetap sama: Dia tidak mau menerima uang sepeser pun pada hari Jumat untuk jasa ojek becanya. sebab, dia sudah meniatkan dalam hatinya untuk bersedekah.
Subhanallah...
Karena semakin penasaran, maka pada hari Jumat berikutnya, orang kaya tersebut naik becak lagi, pak Parman pun diberikan uang yang lebih besar lagi. Kali ni tidak tanggung-tanggung 10 juta rupiah.
Namun, pak Parman sekali lagi, tetap saja menolak uang pemberian itu, yang bagi dia tentu saja uang itu sangatlah besar. Jumat berikutnya ia kembali lagi naik becak pak Parman. Namun kali ini ia tidak minta diantarkan kerumahnya melainkan minta diantar ke rumah pak Parman.
Sesampainya di rumah pak Parman, betapa terkejutnya orang kaya itu, ternyata rumah yang dituju itu hanyalah sebuah rumah kost yang sangat jelek.
Karena merasa iba melihat kondisi seperti itu, orang kaya itupun merogoh uangnya sejumlah Rp 25 juta dan diberikan kepada pak Parman. Ternyata, dengan halus pak Parman tetap menolaknya. Hal ini benar-benar sangat mengejutkan orang kaya itu.
Akhirnya orang kaya itu menyerah. Dia benar-bernar kalah dengan keteguhan dan ketulusan hati pak Parman. Namun orang kaya itu berjanji dalam hatinya, bahwa suatu saat ia akan memberikan yang terbaik buat tukang becak yang berhati mulia tersebut.
Waktu terus berlalu hingga akhirnya menjelang lebaran Haji (Idul Adha), orang kaya itu kembali datang menemui pak Parman di rumah kostnya.
Setelah mereka bertemu, di depan pak Parman, orang kaya itu kemudian bicara terus terang, "Pak, mohon kali ini niat baik saya diterima. Bapak, istri, serta anak bapak akan saya berangkatkan naik haji ke tanah suci. Sekali lagi pak , mohon agar bapak mau menerima niat baik saya ini?"
Pak Parman menangis di depan istri dan anak semata wayangnya. Pergi ke Mekah saja tidak pernah ia bayangkan. Namun, kini ia dan keluarganya akan di berangkatkan naik haji.
Ini benar-benar hadiah yang sangat luar biasa dari Allah SWT. Tawaran dari orang kaya itu pun akhirnya diterima pak Parman dengan setulus hati. Maka, pak Parman dan keluarganya pun pergi melaksanakan haji.
Ya, seorang tukang beca yang miskin akan tetapi memiliki hati yang sangat mulia akhirnya bisa pergi berhaji. Kebaikannya di balas oleh Allah SWT. Ia memang menolak satu juta, dua juta,10 juta bahkan 25 juta.
Namun, Allah SWT menggantinya dengan berangkat naik haji ke Baitullah bersama istri dan anak semata wayangnya. MasyaAllah!
***
Kemiskinan dan kekurangan yang menyertai dalam kehidupannya, tidak menutup mata batinnya untuk selalu berbagi kepada orang lain. Namun, karena ia memang tidak memiliki harta, ia tidak bisa menyumbangkan hartanya melainkan "SEDEKAH JASA".
Sedekah jasa itu dilakukan pak Parman dengan cara; setiap hari Jumat ia menggratiskan semua penumpang yang naik becanya. Maka atas kebaikannya itulah keberkahan hidup kemudian menghampirinya.
Pada suatu hari, di hari Jumat pertama di bulan Ramadhan, ada orang yang mobilnya mogok persis tidak jauh dari pangkalan becaknya pak Parman.
Orang tersebut memutuskan untuk naik becak. Dia memanggil tukang becak yang ada di pangkalan tersebut dan pak Parman yang datang.
Maka, dikayuhlah becak itu oleh pak Parman menuju rumah orang itu. Rupanya orang ini orang kaya. Setelah sampai di tempat tujuan, pak Parman dikasih uang 10 ribu rupiah dan tidak usah dikembalikan.
Namun, oleh pak Parman uang itu dikembalikan lagi sembari menjelaskan bahwa dirinya sudah meniatkan dari dulu untuk menggratiskan semua penumpang yang naik becaknya setiap hari Jumat.
Ternyata, kejadian itu sangat membekas di hati orang kaya tersebut. Kemudian dikejarlah pak Parman oleh orang kaya itu dan diberinya uang satu juta rupiah. Orang kaya itu berpikir kalau dikasih uang satu juta rupiah, pasti pak Parman akan menerimanya.
Namun, lagi-lagi pak Parman tetap menolaknya. Dinaikkannya lagi menjadi dua juta rupiah, tapi tetap saja pak Parman menolaknya. Alasan pak Parman tetap sama: Dia tidak mau menerima uang sepeser pun pada hari Jumat untuk jasa ojek becanya. sebab, dia sudah meniatkan dalam hatinya untuk bersedekah.
Subhanallah...
Karena semakin penasaran, maka pada hari Jumat berikutnya, orang kaya tersebut naik becak lagi, pak Parman pun diberikan uang yang lebih besar lagi. Kali ni tidak tanggung-tanggung 10 juta rupiah.
Namun, pak Parman sekali lagi, tetap saja menolak uang pemberian itu, yang bagi dia tentu saja uang itu sangatlah besar. Jumat berikutnya ia kembali lagi naik becak pak Parman. Namun kali ini ia tidak minta diantarkan kerumahnya melainkan minta diantar ke rumah pak Parman.
Sesampainya di rumah pak Parman, betapa terkejutnya orang kaya itu, ternyata rumah yang dituju itu hanyalah sebuah rumah kost yang sangat jelek.
Karena merasa iba melihat kondisi seperti itu, orang kaya itupun merogoh uangnya sejumlah Rp 25 juta dan diberikan kepada pak Parman. Ternyata, dengan halus pak Parman tetap menolaknya. Hal ini benar-benar sangat mengejutkan orang kaya itu.
Akhirnya orang kaya itu menyerah. Dia benar-bernar kalah dengan keteguhan dan ketulusan hati pak Parman. Namun orang kaya itu berjanji dalam hatinya, bahwa suatu saat ia akan memberikan yang terbaik buat tukang becak yang berhati mulia tersebut.
Waktu terus berlalu hingga akhirnya menjelang lebaran Haji (Idul Adha), orang kaya itu kembali datang menemui pak Parman di rumah kostnya.
Setelah mereka bertemu, di depan pak Parman, orang kaya itu kemudian bicara terus terang, "Pak, mohon kali ini niat baik saya diterima. Bapak, istri, serta anak bapak akan saya berangkatkan naik haji ke tanah suci. Sekali lagi pak , mohon agar bapak mau menerima niat baik saya ini?"
Pak Parman menangis di depan istri dan anak semata wayangnya. Pergi ke Mekah saja tidak pernah ia bayangkan. Namun, kini ia dan keluarganya akan di berangkatkan naik haji.
Ini benar-benar hadiah yang sangat luar biasa dari Allah SWT. Tawaran dari orang kaya itu pun akhirnya diterima pak Parman dengan setulus hati. Maka, pak Parman dan keluarganya pun pergi melaksanakan haji.
Ya, seorang tukang beca yang miskin akan tetapi memiliki hati yang sangat mulia akhirnya bisa pergi berhaji. Kebaikannya di balas oleh Allah SWT. Ia memang menolak satu juta, dua juta,10 juta bahkan 25 juta.
Namun, Allah SWT menggantinya dengan berangkat naik haji ke Baitullah bersama istri dan anak semata wayangnya. MasyaAllah!
***
0 comments:
Post a Comment